Jumat, 23 Agustus 2013

BURNOUT ?


Apa itu Burnout ?
Burnout adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi kelelahan fisik dan emosional yang dialami seseorang. Dalam bahasa gaul, burnout bisa disebut ”bete”, walaupun harus dipahami bahwa burnout bukanlah sekedar suatu perasaan bosan/kejenuhan biasa, namun mempunyai pengaruh psikologis yang mendalam.
Kenyataan saat ini burnout disadari sebagai suatu masalah yang serius yang mempengaruhi kehidupan seseorang. Burnout tidak saja dialami oleh para karyawan/pegawai/profesional, tetapi bisa juga dialami oleh para pelatih, mahasiswa, pelajar, ibu rumah tangga, bahkan mereka yang tidak bekerja pun bisa terserang burnout.
Pines dan Aronson mengungkapkan burn-out sebagai suatu keadaan kelelahan fisik yang berarti berkurang-nya energi fisik, kelelahan emosional yang berarti kelelahan perasaan ditandai dengan defresi, dan kelelahan mental yang berarti kelelahan yang diakibatkan oleh rendahnya penghargaan diri.
Dalam sindrom burnout, ketiga dimensi tersebut di atas tidak dapat dipisahkan. Namun seseorang yang lelah sehabis berolah tetapi dia tetap merasa senang, maka tidak dikatakan terkena sindrom burnout. Demikian juga seseorang yang bekerja di bawah tekanan (underpressure) tetapi dia tetap merasa nyaman, juga tidak dapat dikatakan terkena sindrom burnout.
Suharto (2007) menyatakan Burnout sangat terkait dengan stress. Burnout adalah salah satu reaksi terhadap situasi yang sangat menegangkan (stress). Istilah ini sangat terkait dengan istilah-istilah seperti keterasingan, acuh tak acuh, apatis, sinis, pesimis,  kelelahan fisik dan mental, atau ketegangan yang teramat.


Bagaimana mengetahui Burnout ?

Untuk mengetahui apakah anda terkena sindrom burnout atau tidak, dapat memeriksa pertanyaan berikut :
·     Merasa stamina tubuh menurun ?
·     Merasa kelelahan ?
·     Terkuras tenaga ?
·     Merasa tidak sanggup lagi mengerjakan sesuatu ?
·     Terkuras emosi ?          
·     Merasa tersisih ?           
·     Merasa tertekan ?         
·     Terjebak dalam situasi yang kurang menguntungkan ?       
·     Merasa dirugikan ?
·     Merasa cemas ?
·     Merasa banyak masalah ?          
·     Merasa diri lemah ?
·     Merasa putus asa ?
·     Mengalami penolakan ?              
·     Merasa terasing ?
·     Merasa tidak senang ?
·     Merasa kesal dan kecewa ?       

Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat menunjukan apa yang sedang anda alami, atau mungkin lebih dari itu anda telah berada pada gejala stress. Cobalah anda memeriksa gejala-gejala tersebut. Berdasarkan hasil penelitian gejala-gejala stress tersebut, yaitu :

Gejala-gejala fisik :
§  Serangan sesak napas, rasa mabuk dan mual.
§  Selera makan tidak seperti biasanya. Ada sebagian orang yang tidak mau makan sama sekali, ada pula yang malah sebaliknya.
§  Sering menderita gangguan pencernaan seperti lambung.
§  Menderita sembelit (menceret)
§  Mengalami sulit tidur dan sering terjaga terlalu dini.
§  Merasa sering lelah walaupun mengerjakan pekerjaan sederhana.
§  Sering gelisah dan bagi orang tertentu senang menggigit-gigit kuku, berjalan mondar-mandir atau keragu-raguan mengerjakan sesuatu sehingga sering salah.
§ Timbul bercak-bercak merah pada kulit.
§ Pegal-pegal di punggung, kesemutan, mimisan, keringat dingin, pusing kepala, jantung berdebar-debar.
§ Banyakmenderita sakit kepala atau nyeri yang menetap di punggung dan di leher.
Jika anda mendapatkan lebih dari 3 gejala tersebut dalam diri anda, maka anda mungkin tengah menderita masalah stress. Dan jika anda menderita lebih dari 8 gejala, maka anda harus berpikir sangat serius untuk mengambil tindakan dengan segera.

Gejala-gejala mental/psikologis :
§ Merasa marah sepanjang waktu.
§ Merasa kehilangan minat pada seks.
§ Tidak dapat mengambil keputusan dan sering merasa tidak sanggup menghadapi masalah.
§ Merasa menjadi orang gagal.
§ Merasa tidak diperhatikan.
§ Tidakmenyukai orang lain dan diri sendiri.
§ Khawatir sesuatu yang mengerikan akan terjadi.
§ Merasa tidak dapat berkonsentrasi dan sering mengalami kesulitan untuk menyelesaikan sebuah tugas, sebelum menyelesaikan dengan tugas berikutnya.
§ Tidak dapat menceritakan kepada orang lain apa yang dirasakannya.
§ Kehilangan rasa humor dan tidak menaruh minat terhadap apapun.
§ Cenderung menyalahkan orang lain.

Jika anda mengalami 5 gejala tersebut di atas  mungkin anda mengalami stress tingkat tertentu yang dapat merusak kesehatan anda, segera ambil tindakan.

Mengapa terjadi Burnout ?

Banyak faktor yang menyebabkan seseorang menjadi burnout. Edelwich (Suharto, 2007) mengidentifikasi beberapa faktor berkaitan dengan pekerjaan yang dapat menyebabkan stress dan burnout, yaitu :
1.     Terlalu banyak jam kerja.
2.     Karir buntu atau tidak dapat berkembang.
3.     Terlalu banyak pekerjaan atau kertas kerja yang harus diselesaikan.
4.     Tidak memadainya pelatihan kerja.
5.     Tidak dihargai oleh klien.
6.     Tidak dihargai oleh supervisor.
7.     Tidak digaji secara layak.
8.     Tidak ada dukungan dalam membuat keputusan penting.
9.     Tidak memiliki kewenangan.
10.  Sistem tidak responsif terhadap kebutuhan klien.
11.  Kondisi dan situasi kerja yang buruk.
12.  Adanya diskriminasi berdasarkan jenis kelamin.
13.  Terlalu banyak perjalanan ke luar kota.
14.  Terisolasi dari teman dan sahabat.
15.  Tidak memiliki kehidupan sosial.

Faktor-faktor lain yang juga dapat menyebabkan burnout adalah buruknya pengaturan waktu, ketidakmampuan bekerja sama dengan orang lain secara efektif, tidak adanya tujuan hidup yang jelas, serta ketidakmampuan menangani keadaan-keadaan mendesak yang tiba-tiba muncul.

  


Bagaimana Mengatasi Burnout ?

Zastrow (Suharto, 2007) mengemukakan beberapa cara untuk mencegah dan mengurangi burnout maupun stress, yaitu :

1.     Merumuskan tujuan dan mengatur waktu
Hidup tanpa tujuan yang jelas akan membuat kita kehilangan arah dan pegangan dalam mencapai apa yang kita inginkan. Merumuskan tujuan yang realistik akan menimbulkan kepercayaan diri, meningkatkan kemampuan mengambil keputusan, dan melahirkan rasa aman.
Burnout dan stress dapat pula disebabkan oleh adanya perasaan bahwa kita memiliki pekerjaan yang terlalu banyak dalam waktu yang terbatas. Pengaturan waktu secara efisien dapat membantu orang merumuskan tujuan dan mengalokasikan waktu secara cepat dan tepat. Pengaturan waktu berarti pengalokasian waktu dan pembagian tugas menurut prioritas. Kerjakan tugas yang paling penting terlebih dahulu, kemudian disusul dengan pekerjaan prioritas kedua, ketiga, dan seterusnya sesuai waktu yang tersedia.

2.     Berpikir positif
Filsafat berpikir positif menyatakan bahwa pandangan dan tindakan yang positif akan membuat kita disukai dan dihargai orang lain, produktif dan kreatif, memiliki posisi yang menyenangkan, serta memperoleh segala sesuatu dengan membahagiakan. Pikiran positif membuat kita mengarungi kehidupan dalam ritme yang santai, memandang segala sesuatu dengan sukacita, bersikap tenang dalam situasi krisis, melakukan pekerjaan dengan sebaik-baiknya, dan pada akhirnya dapat mengembangkan diri kita menjadi orang yang bijaksana.

3.     Mengubah pikiran yang menimbulkan burnout
Burnout disebabkan oleh pikiran tertentu. Oleh karena itu tidaklah mengherankan bila si Fulan mengalami burnout pada saat menghadapi tugas-tugas pekerjaan yang menumpuk, sementara si Falun tetap tenang meskipun menghadapi tugas-tugas yang sama beratnya. Pikiran-pikiran seperti, ”Saya tidak akan mencoba lagi. Saya menyerah. Saya telah gagal. Saya lelah. Saya hanya akan mengerjakan tugas ini seperlunya saja” biasanya menimbulkan burnout.
Menurut pendekatan Rational Therapy, penyebab utama seluruh emosi dan aksi kita adalah apa yang kita katakan kepada diri kita mengenai pengalaman-pengalaman yang terjadi. Meskipun kita tidak dapat sepenuhnya mengubah peristiwa-peristiwa yang terjadi, kita selalu memiliki kekuatan untuk berpikir rasional dan positif. Oleh karena itu, mengubah pikiran-pikiran mengenai  kejadian yang menyebabkan burnout, mengubah emosi dan tindakan yang tidak produktif adalah upaya yang dapat mengurangi stress dan burnout.
Ubahlah pikiran-pikiran pesimis/negatif dengan pikiran optimis/positif. Pikiran-pikiran seperti ini sangat menunjang dalam mengurangi burnout, ”Saya tidak akan menyerah. Menyerah hanya akan menyakitkan saya dan orang lain. Saya telah mampu mengatasi tantangan ini di masa lalu, saya dapat mengatasinya lagi.” dan sebagainya.

4.     Lakukan relaksasi
Orang yang mengalami burnout cenderung mengalami ketegangan dan tidak berusaha untuk santai (relax). Karena itu, belajar untuk santai akan sangat membantu mencegah dan mengurangi burnout. Beberapa teknik relaksasi yang dapat dilakukan diantaranya : Relaksasi Pernapasan Dalam, Relaksasi Imajinasi, Relaksasi Otot-otot Progresif, Meditasi, Hipnotis Diri dan Biofeedback.

5.     Melakukan latihan olah raga
Latihan olah raga yang teratur dapat mengurangi stress dan mencegah burnout. Olah raga seperti lari, jogging, renang, tenis meja, sepak bola, bulu tangkis, golf dapat membuat tubuh kita sehat, meningkatkan energi yang berguna dalam menghadapi krisis, dan dapat mengubah pikiran-pikiran negatif yang secara langsung meredakan stress. Selain olah raga, cara lain yang dapat mengurangi ketegangan melalui kesehatan tubuh, yaitu diet nutrisi, tidur yang cukup, dan perawatan kesehatan yang tepat.

6.     Melakukan kegiatan luar atau hobi
Melakukan kegiatan hobi dan menghadiri hiburan-hiburan (bioskop, konser, pertandingan olah raga) dapat menghilangkan pikiran-pikiran negatif mengenai pekerjaan dan kehidupan rumah tangga. Survey membuktikan bahwa ”stress mengurangi stress”, artinya, kegiatan yang menekan (stressfull activities) dalam satu bidang dapat mengurangi ketegangan-ketegangan pada bidang lainnya. Kegiatan di luar pekerjaan rutin tentunya dapat menyegarkan tubuh dan pikiran kita dan mengurangi kebosanan.
7.     Melakukan hal-hal yang menyenangkan
Sesuatu yang baik membuat kita merasa baik, mengubah langkah kita, meredakan ketegangan dan merupakan terapi pribadi. Hal-hal yang menyenangkan berbeda bagi orang satu dengan lainnya. Melakukan perjalanan, mendengarkan musik, tertawa, berpelukan, belanja, mandi air hangat, minum teh atau kopi adalah beberapa hal yang umumnya menyenangkan. Kegiatan seperti ini dapat dipandang sebagai penghargaan terhadap diri kita setelah menyelesaikan tugas dengan baik. Selain itu, kita memang perlu sedikit ”memanjakan” tubuh kita setelah sekian waktu bergelut dengan tugas-tugas pekerjaan yang cukup melelahkan.

8.     Membangun sistem dukungan sosial
Membangun relasi dan kepercayaaan diantara sahabat dan teman kerja dapat melahirkan dukungan sosial yang berguna bagi kehidupan kita. Menurut Maslach (Suharto, 2007) para profesional yang memiliki dukungan sosial yang baik cenderung jarang mengalami burnout.
Sistem dukungan sosial dapat berupa teman sekerja, kelompok hobi atau olah raga, keluarga dan kerabat, kelompok keagamaan atau organisasi-organisasi sosial. Sistem ini dapat menjadi sarana untuk berbagi pengalaman, bersosialisasi dan menjadi sumber keamanan serta pertolongan pada saat kritis.
9.     Melakukan variasi kerja
Melakukan aktivitas yang tetap untuk jangka waktu lama sering menimbulkan kebosanan dan kelelahan. Oleh karena perlu diusahakan untuk membuat variasi dalam melaksanakan tugas-tugas pekerjaan. Beberapa cara yang dapat meningkatkan variasi kerja meliputi, diskusi dengan teman sejawat, menghadiri seminar, lokakarya, pelatihan atau melanjutkan pendidikan.

10.  Menciptakan Humor
Humor dapat membuat santai, pekerjaan bisa menyenangkan, serta meredakan ketegangan emosi. Membangun suasana yang lucu di sela-sela pekerjaan dan di rumah dapat mengurangi stress dan mencegah burnout.

11.  Mengubah atau menyesuaikan dengan kejadian-kejadian yang membuat stress
Sebagian besar kejadian-kejadian yang menimbulkan stress hanya dapat ditanggulangi dengan jalan menghadapinya melalui serangkaian kegiatan-kegiatan positif, rasional, dan proposional. Beberapa kejadian tidak dapat diubah sama sekali. Dengan demikian, kita harus berusaha menyesuaikan dan menerimanya dengan lapang dada. Karena seringkalai terjadi bahwa ”Apa yang tidak kita sukai sebenarnya baik buat kita”, dalam jangka waktu tertentu. Adalah sesuatu yang tidak produktif manakala kita hanya kecewa dan mengeluh terhadap situasi yang tidak dapat dirubah tersebut. 

Penutup
Burnout merupakan masalah yang serius mempengaruhi kehidupan seseorang dan perlu mendapat perhatian. Pemahaman terhadap burnout dapat membawa kita untuk menghindar sebelum ”penyakit” itu menyerang dan mengakibatkan stress yang lebih lebih berbahaya.
Hindari faktor-faktor yang dapat menyebabkan burnout dan ciptakan kondisi yang kondusif untuk bekerja dan hidup secara sehat, karena tiada kenyamanan hidup dan hasil kerja yang berkualitas dari orang-orang yang mengalami burnout. 

SUMBER :

Majalah Training.”Burnout” (2005, 7 Juli).
 Suharto, Edi (2007). Pekerjaan Sosial di Dunia Industri : Memperkuat Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Bandung : Refika Aditama.
 Suprapti, Wahyu dan Sri Ratna (2001). Pengembangan Potensi Diri. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara – Republik Indonesia.

2 komentar:

  1. judul yang agak asing tapi menarik tuh, tambah wawasan pak !!!

    BalasHapus
  2. Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
    Dalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
    Yang Ada :
    TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
    Sekedar Nonton Bola ,
    Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
    Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
    Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
    Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
    Website Online 24Jam/Setiap Hariny

    BalasHapus